Jumat, November 21, 2025
DaerahNews

RSUD Bahteramas Berulah, Pasien Jantung Meninggal Dunia, Keluarga Keluhkan Dokter Tak di Tempat dan Rujukan Lambat

Wonuasultra. com, Kendari – Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas kembali menuai sorotan tajam dan berakhir tragis. Seorang pasien rujukan gawat darurat jantung, Musafir, meninggal dunia pada Rabu (5/11/2025) malam, diduga setelah penanganan medis yang krusial dibatalkan sepihak oleh rumah sakit.

Keluarga pasien menuding pelayanan rumah sakit plat merah tersebut buruk, lambat, dan tidak profesional dalam menangani situasi gawat darurat yang menyangkut nyawa.

Kekecewaan ini diungkapkan oleh salah satu anggota keluarga pasien. Ia menceritakan kronologi yang dialami Musafir, pasien rujukan dari BLUD RS Konawe yang tiba di IGD RSUD Bahteramas sekitar pukul 01.00 dini hari.

“Setelah mendapat penanganan awal di IGD, kami diberi tahu bahwa akan dilakukan tindakan kateterisasi jantung pada siang harinya,” ujar anggota keluarga tersebut.

Harapan keluarga untuk kesembuhan pasien seketika sirna saat siang hari tiba. Pihak rumah sakit tiba-tiba membatalkan prosedur kateterisasi yang sudah dijanjikan.

“Namun setelah siang hari, disampaikan tindakan tidak bisa dilakukan karena dokternya lagi keluar daerah. Hal ini membuat kami sangat kecewa,” ungkapnya dengan nada frustrasi.

Rujukan Lambat, Pasien Meninggal

Setelah mengetahui tindakan kateterisasi tidak dapat dilakukan, keluarga pasien segera meminta agar Musafir dirujuk ke rumah sakit di Makassar untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Namun, nasib berkata lain. Menurut keluarga, proses administrasi untuk mengeluarkan surat rujukan tersebut berjalan sangat lambat.

“Keluarga meminta rujukan ke Makassar, namun naas, rujukan juga tidak cepat dikeluarkan karena lamanya proses,” jelasnya.

Di tengah ketidakpastian dan lambatnya birokrasi tersebut, kondisi Musafir terus memburuk. Pasien akhirnya menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 20.00 WITA (Jam 8 malam).

“Pasien atas Musafir sudah lebih dulu meninggal. Ajal sudah menjadi takdir Yang Maha Kuasa, namun yang perlu disangsikan adalah proses pelayanan yang begitu buruk,” tegasnya.

Kesiapan RSUD Bahteramas

Insiden fatal ini menimbulkan pertanyaan besar bagi keluarga mengenai kesiapan dan standar operasional prosedur (SOP) RSUD Bahteramas dalam menangani kasus gawat darurat.

Keluarga mempertanyakan bagaimana mungkin rumah sakit sebesar Bahteramas tidak memiliki dokter spesialis pengganti atau sistem piket yang jelas untuk menangani kasus darurat.

“Pertanyaannya, apakah dibenarkan penanganan pasien gawat darurat ditunda dengan alasan tidak ada dokter Berapa sebenarnya jumlah dokter yang berkompeten menangani (kateterisasi jantung) di Bahteramas Apa semua keluar daerah” tanya keluarga pasien.

Mereka menilai, jika penanganan krusial seperti kateterisasi tidak bisa dilakukan, pelayanan di RSUD Bahteramas tidak ada bedanya dengan RS Konawe, tempat asal pasien dirujuk.

“Kalau seperti ini, tidak ada bedanya tindakan yang dilakukan di Rumah Sakit Konawe, karena dirujuk atas dasar di BLUD Konawe belum terdapat fasilitas untuk melakukan tindakan lebih lanjut (kateterisasi),” pungkasnya.

Keluarga berharap kejadian yang menimpa Musafir menjadi yang terakhir dan ada evaluasi besar-besaran terhadap sistem pelayanan gawat darurat di RSUD Bahteramas.

Hingga berita ini diturunkan, pihak media masih berupaya mendapatkan konfirmasi resmi dari pihak manajemen RSUD Bahteramas mengenai insiden ini

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *